Ada dua peristiwa yang menyebabkan saya menulis posting ini.
Peristiwa yang pertama. Tadi pagi ketika kuliah Bisnis Pengantar, dosen saya bercerita tentang bagaimana sibuknya bekerja di Jakarta. Beliau mengajak kami membayangkan menjadi seorang pekerja di Jakarta. Anggaplah kalian tinggal di Depok, kerja di Sudirman (saya agak lupa). Jam kerja kalian dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Karena jauhnya jarak tempat tinggal dari tempat kerja–ditambah lagi kondisi jalan yang macet–kalian harus berangkat waktu subuh tiap hari dan pulang larut malam. Artinya, dari Senin sampai Jumat kita tidak bisa bercengkerama dengan anak (ceritanya sudah punya anak nih). Bagaimana tidak, kita berangkat waktu si anak belum bangun, pulang ketika si anak sudah tidur. Jadi hanya bisa berkomunikasi dengan anak tiap akhir pekan. Beliau lalu berkata, “Anaknya itu nanti ketika lihat mamanya bilang, ‘Hai Tante'”, saking jarang ketemu mamanya, dikira tantenya.Continue reading “Bahagia Itu Letaknya di Hati”